Definisi Pemasaran
Pemasaran atau Marketing
adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan
kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya,
seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka
kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi
kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air
merek Aqua yang bersih dan mudah
dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan
keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam
pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran.
Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman
barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja
dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam
konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Sejarah pemasaran
& pemikiran marketting
Seiring dengan
perkembangan ilmu ekonomi.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa perkembangan ilmu ekonomi modern turut dipengaruhi oleh
perkembangan kebudayaan masyarakat khususnya teknologi. Revolusi industri yang
dipelopori oleh James Watt dgn penemuan mesin uapnya, telah mengubah tatanan
masyarakat yang tadinya berorientasi agraris menjadi berorientasi industrialis.
Hal ini ditandai dengan pembangunan pabrik-pabrik yang digerakan tidak lagi
oleh manusia, tetapi juga oleh mesin, kapasitas produksi yang semakin besar dan
meningkatnya kebutuhan masyarakat. Revolusi industri juga membawa pengaruh
penting dalam perkembangan ilmu ekonomi secara umum. Sistem ekonomi misalnya
yang tadinya berorientasi merkantilis dan phisiokrasi, sekarang beralih ke
kapitalis di bawah panji pemikiran Adam Smith.
sebagai
ilmu sendiri lahir karena berbagai faktor:
§
Keberadaan
Ilmu Ekonomi Sebagai Bagian dari Ilmu-Ilmu Sosial
Ilmu
ekonomi mau tidak mau tidak bisa melepaskan diri dari esensinya sebagai ilmu
sosial. Sebagai ilmu sosial peran dasar ilmu ekonomi adalah menganalisis dan memecahkan
masalah-masalah sosial masyarakat yang berhubungan dengan ekonomi. Pemecahan
ini tidak selalu dapat dipecahkan secara makro. Pemecahan secara mikro jelas
dibutuhkan. Orang per orang baik secara individu ataupun kelompok membutuhkan
pemecahan atas masalah mereka secara individualized. Pemecahan ini tentu saja
membutuhkan analisis yg tidak saja bersifat teoritis-matematis seperti dalam
ilmu ekonomi, tetapi membutuhkan analisis yang benar-benar sesuai dengan
tantangan ruang dan waktu serta konteks masalah pada saat itu.
§
Kegagalan
Ilmu-Ilmu Dasar Ekonomi.
Ilmu-ilmu
dasar ekonomi terutama ilmu Ekonomi makro dan ekonomi mikro telah dianggap
gagal memecahkan dan menganalisis masalah-masalah ekonomi yang terjadi.
Beberapa teori dasar dalam ekonomi mikro seperti hukum permintaan, teori
kepuasan marginal, teori perilaku konsumen dan sebagainya, dianggap tidak
memadai untuk menjelaskan kompleksitas permasalahan-permasalahan aktual
ekonomi.
§
Perkembangan
masyarakat dan pola-pola kehidupan zaman.
Zaman
industri telah membuat perubahan yang signifikan dalam tatanan kehidupan
masyarakat, yang pada akhirnya disebut sebagai zaman modern. Tetapi perlu pula
disadari bahwa perkembangan masyarakat post-modern tidak lagi bertumpu pada
kelompok-kelompok masyarakat, tetapi pada kehidupan yang bersifat
individualized, hal yang kemudian dikenal sebagai era informasi. Perkembangan
marketing sebagai ilmu pada paruh kedua abad 20, turut dipengaruhi oleh para
pemikir futuristik yang telah memperkirakan arah perkembangan dunia menuju era
informasi tersebut.
§
Runtuhnya
sistem komunisme dunia.
Sistem
komunisme yang pernah merajai sebagian belahan dunia sejak PD I dan berlanjut
pada PD II. Politik pada masa perang dingin pun mencerminkan adanya perbedaan
pandangan yang sangat mencolok antara kapitalisme dan komunisme, yang
sebenarnya berawal dari masalah ekonomi. Lebih tepatnya, secara filsafati
perbedaan tafsiran terhadap Injil Matius.
Dengan
runtuhnya sistem komunisme dunia, dunia menjadi terbuka bagi aktivitas ekonomi.
Negara-negara yang tadinya menganut sistem ekonomi komando, beralih untuk
memperlajari sistem ekonomi pasar, dan ilmu aplikatif yg paling digemari adalah
ilmu pemasaran. Buku-buku dari berbagai ahli di dunia barat mulai dibawah dan
diterjemahkan ke dalam bahasa setempat. Tidak terkecuali juga buku-buku
pemasaran, terutama buku dari begawan marketing dunia, Philip Kotler.
Selain
dari latar belakang lahirnya dan berkembangnya ilmu marketing, kita perlu
mengenal beberapa hal mendasar dalam sejarah marketing. Marketing jelas dimulai
dari kegiatan pertukaran entah antar pribadi dengan pribadi, kelompok dan
seterusnya. Pertukaran ini membutuhkan suatu konsensus bersama diantara pihak2
yang melakukan pertukaran tersebut. Tetapi pertukaran ini sendiri tidak dapat
disebut sebagai ilmu marketing. Karena sebenarnya kegiatan tersebut lebih
bersifat praktis ekonomi semata.
Marketing
lahir sebagai ilmu justru berawal dari ilmu periklanan (advertising). marketing
pertama kali diajarkan dalam kelas oleh ED. Jones pada tahun 1906 di University
of Michigan dan kemudian oleh Simon Litman di University of California pada
tahun itu juga. Marketing selanjutnya lebih dipandang sebagai ilmu distribusi
(distribusi masal), dan pengajarannya pun semakin luas pada
universitas-universitas terkemuka di Amerika Serikat. Sedangkan dipandang dari
sudut advertising, marketing sudah berkembang lebih dulu pada paruh terakhir
abad ke-19, melalui penerbitan buku-buku yang berhubungan dengan advertising.
Pada
masa-masa terkemudian, marketing diajarkan dengan tiga elemen utama, yaitu
advertising, selling dan distribution. Dan selanjutnya perlahan namun pasti,
unsur-unsur lain pun mulai dimasukan dalam pemikiran-pemikiran marketing. Di
antaranya, konsep konsumsi, perilaku pasar, dan seterusnya.
Empat masa marketting
Marketing tumbuh sebagai ilmu modern, seperti
dikenal pada saat ini, karena dorongan para ahli yang turut serta menyumbang
pemikiran di dalamnya. Para ahli ini dibagi dalam 4 kelompok utama, yaitu:
1.
Kelompok pendiri adalah mereka yang melahirkan marketing sejak dari pertama,
yang meletakan dasar-dasar marketing seperti yang sudah disebutkan diatas, di
mana marketing memiliki 3 elemen dasar utama.
2.
Kelompok akademisi, di antara mereka adalah Philip Kotler, Theodore Levitt, dan
lain sebagainya. Masa ini ditandai dengan pengembangan ke arah modernisasi
pemikiran marketing, dan pemanfaatan ilmu-ilmu lain yang relevan dalam bidang
marketing, seperti psikologi sosial.
3.
Kelompok konsultan. Jumlah mereka cukup banyak. Pemikiran mereka tidak semata-mata
pada penelitian yang bersifat kuantitatif, tetapi lebih mengarah pada
pengamatan dan observasi yang bersifat subjektif. Di antara mereka ini adalah
Jack Trout dan Al Ries.
4.
Kelompok praktisi, adalah mereka yang tadinya bekerja dalam bidang pemasaran,
pernah memegang jabatan tinggi bidang marketing di dalam suatu perusahaan besar
dan seterusnya. Pemikiran mereka lebih berorientasi kepada pengalaman mereka
pribadi selama mereka bekerja. Sehingga pemikiran mereka bersifat aplikatif.
Pemisahan
ini pada dasarnya tidak bersifat permanent, karena ada juga kelompok akademisi
yang menjadi konsultan, praktisi dan lain sebagainya. Pemisahan ini dimaksudkan
untuk memahami kerangka berpikir marketing sebagai ilmu dengan lebih baik.
Gelombang-gelombang
baru teknologi dewasa ini, turut pula mempengaruhi perkembangan ilmu marketing.
Pemikiran-pemikiran mutakhir seperti CRM (Costumer Relationship Marketing),
Presicion Marketing, Marketing on the Internet, merupakan bukti bahwa
perkembangan marketing dipengaruhi oleh perkembangan teknologi khususnya dalam
bidang informasi dan komunikasi.
Bauran pemasaran
Bauran
pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni
Karena
pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus
berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang
selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya,
juga menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.
Pemasaran
lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran
tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat
kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu.
Pandangan
ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana
produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran).
Metode pemasaran klasik seperti 4P di atas berlaku juga untuk pemasaran internet, meskipun di internet pemasaran dilakukan dengan banyak metode lain yang sangat sulit diimplementasikan diluar dunia internet.
Metode pemasaran klasik seperti 4P di atas berlaku juga untuk pemasaran internet, meskipun di internet pemasaran dilakukan dengan banyak metode lain yang sangat sulit diimplementasikan diluar dunia internet.
Strategi pemasaran
Strategi
pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi
pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga
didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar
yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai
tujuannya. Sehingga
dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi
pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu
memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran Menurut
W.Y.Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang
berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan
kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.[3] Berdasarkan
definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan
oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
1.
Konsumen
potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan
dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2.
Perusahaan
dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan
pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari
penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk,
komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan
konsumen secara cepat.
3.
Mengenal
dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat
terjual dengan sendirinya.
Pada
umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan
bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
1.
Faktor
mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2.
Faktor
makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan
sosial/budaya.
Berikut
ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut
pandang penjual :
1.
Tempat
yang strategis (place),
2.
Produk
yang bermutu (product),
3.
Harga
yang kompetitif (price), dan
4.
Promosi
yang gencar (promotion).
Dari
sudut pandang konsumen :
1.
Kebutuhan
dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
2.
Biaya
konsumen (cost to the customer),
3.
Kenyamanan
(convenience), dan
4.
Komunikasi
(comunication).
Dari
apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa
pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus
kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang
berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen
(tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di
dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar