Dampak Ekonomi
Pariwisata Indonesia Terhadap Ekonomi Indonesia menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ibu Mari
Elka Pangestu telah mengatakan, bahwa pertumbuhan ekonomi pariwisata Indonesia saat ini selalu di atas pertumbuhan ekonomi Indonesiakeseluruhan
dan bahkan dapat melebihi perkembangan pariwisata dunia dekade ini. Pada tahun
2011 lalu perolehan angka devisa dari pariwisata yang diperkirakan bisa
mencapai 8,5 miliar dollar AS, naik menjadi 11,8 persen dibandingkan tahun
sebelumnya.
Pertumbuhan Ekonomi Pariwisata Indonesia
Kenaikan tersebut sebenarnya
sudah melebihi pertumbuhan
ekonomi Indonesiakeseluruhan yang dapat diproyeksikan akan berada di level
6,5 persen dan dengan pertumbuhan ekonomi
pariwisata dunia yang
hanya kisaran 4,5 persen. Untuk kontribusinya terhadap devisa negara, sektor
ekonomi pariwisata sekarang ini berada di peringkat ke-5 setelah industri
minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit, dan batubara, serta karet olahan.
Visi dari Ekonomi Pariwisata Indonesia
Ibu Mari Pangestu pernah
menjelaskan, visi pariwisata tahun ini, adalah fokusnya menjadikan Indonesia
sebagai negara tujuan pariwisata berkelas international, berdaya saing tinggi,
dan berkelanjutan. Upaya yang sangat perlu dilakukan saat ini agar sejalan
dengan visi tersebut adalah peningkatan daya saing produk wisata kita,
pengembangan daya tarik wisata nusantara, promosi yang terpadu dan
berkesinambungan, serta pengembangan institusi dan sumber daya manusia dalam
peningkatan ekonomi
pariwisana indonesia.
Tiga Hal Utama Dalam Peningkatan Ekonomi Pariwisata
Indonesia
"Untuk pariwisata ada tiga
hal utama sebenarnya yang harus diperhatikan. Yaitu, destinasi yang sudah ada
akan dikembangkan, mengembangkan destinasi baru, dan wisata minat khusus. Untuk
wisata minat khusus yang akan dikembangkan saat ini adalah MICE (Meeting,
Incentives, Convention and Exhibition), wisata bahari lautan nusantara dan alam
indonesia yang kaya dengan keindahannya, wisata olahraga, serta wisata belanja
dan kuliner khas nusantara," jelas Mari Pangestu.
Untuk pengembangan destinasi pariwisata yang ada, akan kita fokuskan pada pengembangan 15 Destination Management Organization (DMO), desa wisata, pusat rekreasi masyarakat, pasar wisata, zona kreatif, daya tarik wisata serta melakukan kerjasama dan kemitraan.
Berdasarkan draft Renstra terkait, pada 2014 nanti Indonesia ditargetkan akan memiliki 15 destinasi wisata yang telah menerapkan tata kelola destinasi yang berkualitas (Destination Management Organization). Untuk pariwisata berbasis pedesaan, ditargetkan tahun 2014 akan ada 822 desa, naik dibandingkan 2012 yang hanya sejumlah 774 desa.
Untuk pengembangan destinasi pariwisata yang ada, akan kita fokuskan pada pengembangan 15 Destination Management Organization (DMO), desa wisata, pusat rekreasi masyarakat, pasar wisata, zona kreatif, daya tarik wisata serta melakukan kerjasama dan kemitraan.
Berdasarkan draft Renstra terkait, pada 2014 nanti Indonesia ditargetkan akan memiliki 15 destinasi wisata yang telah menerapkan tata kelola destinasi yang berkualitas (Destination Management Organization). Untuk pariwisata berbasis pedesaan, ditargetkan tahun 2014 akan ada 822 desa, naik dibandingkan 2012 yang hanya sejumlah 774 desa.
ANALISA:
Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dari usaha
eknomi nasional yang mandiri, maka mengembangkan industry pariwisata beserta
industry kreatifnya merupakan suatu keharusan di masa sekarang. Pengembangan
industry ini sangat dimungkin mengingat begitu kayanya Indonesia dengan
banyaknya ragam pesona, mulai dari alam, sejarah, hingga budaya.
Semua daya pesona itu tentu tidak dapat begitu saja
member nilai tambah bila kemudian tidak diiringi dengan usaha menggugah minat
pasar untuk mengunjungi serta menikmati berbagai objek wisata serta hasil
industru kreatif yang ada. Apabila kita ingin mengembangkan industry pariwisata
sebagai alat dukung bagi meningkatkan harkat dan martabat Negara bangsa di
tengah pergaulan dunia internasional yang memiliki daya saing, maka perlu
adanya kebersamaan antara pemangku kepentingan pariwisata yaitu pemerintah,
swasta, dan masyarakat. Jika kepentingan ini memiliki kepedulian yang tinggi,
makan persoalan promosi, aksesibiltas, transportasi, akomodasi, keamanan, juga
pengembangan produk mendapat penyelesaian secara seksama. Untuk memelihara
kebersamaan dan kepedulian tersebut, maka institusi, regulasi, dan kemampuan
manusia yang menangani industry pariwisata ini sadapat mungkin memenuhi yang
diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar