Senin, 28 Oktober 2013

Tanpa Pendidikan Merata, Pengangguran dan Kemiskinan Melimpah

Prestasi Indonesia dalam hal kependudukan adalah menjadi urutan nomor empat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar. Besar bukan artian kualitas tapi dalam artian kuantitas yang dimiliki. Jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari dua ratus juta orang lebih menjadi permasalahan jika dilihat dari sudut pandang perekonomian dan daya saing. Masalah yang terbentuk dari jumlah penduduk yang besar ini adalah kemiskinan dan pegangguran yang merupakan masalah klasik dalam ekonomi makro.
Jika kita lihat data yang bersumber dari BPS ( Bada Pusat Statistik ) dan Kementerian Kesejahteraan Rakyat maka diperoleh data dimana lebih dari 10 persen penduduk Indonesia atauh 29,89 juta jiwa masih berada dibawah garis kemiskinan. Kemiskinan tersebar dari desa sampai ibu kota. Masyarakat miskin menjadi tanggungan pemerintah dan kita bersama tentu dengan mengeluarkan mereka dari kemiskinan.
Sebenarnya apa yang menyebabkan kemiskinan tersebut. Sudahkah pemerintah dengan sekuat tenaga mengentaskan kemiskinan itu sendiri dengan sungguh – sungguh. Kita harus bertanya pada diri kita. Pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi. Data ILO ( International Labour Organization) disebutkan penganggur dengan usia dari 15 – 24 tahun mencapai 74,8 juta jiwa untuk Indonesia sendiri. 46,6 persen atau 55,7 juta angkatan kerja adalah dari kalangan yang hanya berpendidikan sekolah dasar (Kompas, 25/1).
Pengangguran menjadi masalah tatkala mampu menjadi penghalang dalam misi dan visi bangsa dalam membentuk masyarakat yang makmur dan sejahtera. Alih – alih mau sejahtera dan makmur akibat dari pengangguran itu sendiri maka masyarakat yang tidak punya pekerjaan jelas tak ada penghasilan akhirnya kemiskinan yang menimpa mereka.
Dunia dalam masa menenemukan jati diri mereka masing – masing. Era globalisasi seperti saat ini berlangsung menjadi bukti. Apakah mampu menjadikan bangsa dan negara melalui sumber daya manusianya ataukah tidak. Mampukah mengelola manusia yang begitu banyak dengan sumber daya alam yang melimpah seperti yang Indonesia miliki ataukah hanya kegagalan semata dalam pengelolaannya.
Jika kita lihat China dengan jumlah penduduk yang cukup besar didunia dan menguruti peringkat pertama jumlah penduduk yang terbesar maka kita harus sedikit belajar dari mereka. Jumlah penduduk mereka mampu menyebar keseluruh dunia. Dengan jumlah penduduk sebegitu banyak bukan berarti China gagal mensejahterakan rakyatnya karena pada tahun 2016 menurut IMF China akan mampu melampaui perekonomian Amerika Serikat.
Bagaimana dengan Indonesia jika kita lihat dari sudut pandang kualitas tenaga kerjanya. Data BPS untuk pengangguran terbuka masih cukup tinggi dan masih di dominasi oleh lulusan sekolah dasar. Apa yang harus diperhatikan disini sebagai pembelajaran. Pendidikanlah yang harus mengambil peran disini. Pendidikan adalah ranah untuk menjadikan sumber daya manusia Indonesia unggul dan berkualitas secara keahlian dan karakter. Anggaran pendidikan yang 20 persen dari APBN haruslah dimanfaatkan dengan baik.
Pendidikan harus dijalankan dengan sebuah system yang humanis dalam artian harus menyentuh untuk semua kalangan. Perguruan tinggi jangan sampai hanya berfokus kepada anak – anak yang mampu saja. Kurangnya motivasi untuk melanjutkan kuliah pada saat ini dikarenakan adalah masalah dana. Padahal kita tahu banyaknya program beasiswa yang diberikan baik dari pemerintah sendiri maupun swasta diperguruan tinggi.
Menjadi masalah ketika beasiswa tersebut tidak tepat sasaran. Banyak golongan yang mampu berlagak tidak mampu dengan memalsukan status orang tua mereka. Pegawai negeri bilangnya anak tidak mampu dan uangnya untuk berfoya - foya. Ini menjadi masalah serta kurangnya informasi sendiri kepada kaum – kaum minoritas yang termarginalkan ini. Harus ada langkah yang baik agar pendidikan tinggi dapat dijangkau oleh semua pihak.
System jemput bola akan lebih baik dilakukan dengan system jalur khusus bagi anak – anak kurang mampu tapi berprestasi dan cerdas. Mendatangi kesekolah langsung karena kita tahu guru dan sekolah lebih tahu mana murid atau siswa mereka yang perlu diberikan beasiswa. Diharapkan dengan hal tersebut akan menjadikan pendidikan merata dan tidak ada lagi penyelewengan anggaran beasiswa dikarenakan salah sasaran.
Melalui pendidikan dan kualitas yang dikembangkan dari sekolah akan mampu menegluarkan mereka dari kemiskinan. Pendidikan adalah basis kemajuan dari seluruh bangsa. Dengan pendidikan pula martabat bangsa ini dapat kembali tentu pendidikan yang bermartabat, bermoral dan berspiritual. Pengentasan kemiskinan hanya dapat ditingkatkan apabila sumber daya manusia kita didik dengan baik bukan hanya dikasih uang buat hidup.
 ANALISA:
Memang pengangguran dengan kemiskinan itu sangat berkaitan, apabila seseorang menganggur maka hidupnya pasti akan mengalami serba kekurangan. Seseorang yang menganggur disebabkan karena tidak adanya keterampilan yang lebih atau khusus, minimnya tingkat pendidikan sehingga tidak banyak ilmu pengetahuan yang didapat, keputusasaan seseorang dalam mencari kerja karna semakin ketatnya persaingan, dan masih banyak lagi hal penyebab lain pengangguran.
Tetapi penganguran bukan hanya karena minimnya tingkat pendidikan, masih banyak masyarakat yang tingkat pendidikannya tinggi tetapi masih menganggur. Hal ini disebabkan jumlah lapangan pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah penduduknya. Dilain sisi juga perusahaan lebih mengutamakan para pelamar kerja yang dibawa oleh orang dalam (sudah bekerja diperusahaan tersebut) dibandingkan dengan para pelamar kerja yang sendiri. Padahal belum tentu juga pelamar yang dibawa oleh orang dalam mempunyai keterampilan lebih dibandingkan pelamar kerja yang sendiri. Hal tersebutlah yang salah dari perusahaan.
Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dalam meningkat pendidikannya. Banyak sebagian masyarakat yang menganggap remeh pendidikan seperti tidak meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Sudah merasa bisa mencari uang sendiri tanpa harus memiliki pendidikan yang tinggi padahal sebenarnya mampu untuk melanjutkan pendidikannya itu. Tetapi ada juga seseorang yang ingin melanjutkan pendidikannya tapi tidak mempunyai biaya yang cukup untuk bersekolah.
Mahalnya biaya pendidikan sekarang membuat masyarakat menengah kebawah merasa berat untuk membayar uang sekolah.
Dalam hal ini seharusnya pemerintah harus bisa membimbing masyarakat untuk menyadarkan betapa pentingnya pendidikan, karena dengan pendidikan mempunyai bekal yang sangat berguna kelak di masa yang akan datang. Sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar